Rabu, 03 September 2008

RUMAH KENANGAN

karena terjadi serangkaian perang sudara,
kita musti melambai tangan dan saling mencipta
rumah kenangan di tiap-tiap rongga dada

dada kiriku kubangun sebuah rumah sederhana
tempat istirah saat lelah menguasai aliran darah
kulengkapi sebuah kapal cepat menuju penjara
tempatku melarikan diri sekali lagi dari surga

dada kananku kubangun sebuah rumah makan
kugunakan jika lapar menyerang seluruh pikiran
menu sehari-hari sepiring caci maki dan sebaki
air mata untuk mencuci tangan setelah kenyang

diantara dada kiri dan kananku kubangun sekat
dari jalinan bambu yang mengeras menjadi batu
entah berapa lama tetap bertahan, dari gempuran
rindu yang terus menghantam dari kiri dan kanan

sempurnalah rongga dadaku terbangun petak-petak
rumah kenangan, hingga tak ada celah sedikit saja;
sekedar lubang intip untuk mataku yang mulai rabun;
apakah segumpal hatiku telah menyimpan racun?

(2008)

Tidak ada komentar: